CISEENG - Diduga dikerjakan asal-asalan, pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) drainase di UPT Puskesmas Ciseeng jebol akibat tidak kuat menahan debit air saat hujan, Senin (31/7/17).
Jebolnya tembok pagar yang diperkirakan sekitar 7 (tujuh) meter tersebut berdampak pada jebolnya tembok gedung PGRI Kecamatan Ciseeng yang ada di sampingnya dan menyebabkan banjir disekitar lokasi.
Kepala UPT Puskesmas Ciseeng, dr Legiani menyayangkan jebolnya pagar tersebut dan mengegaskan kepada pemborong dan konsultan bertanggung harus bertanggungjawab.
"Bangunan ini belum ada setahun, baru sekitar enam bulan. Bahkan, kuncinya belum diserah terimakan oleh pemborongnya, masa sudah jebol lagi," ungkapnya kepada Wira Desa saat ditemui dilokasi, Senin (31/7/17).
Legiani mengatakan, bahwa anggaran rehabilitasi Puskesmas Ciseeng yang ditenggarai oleh pemborong CV Pitaloka saat itu hampir mencapai Rp1,2 miliar.
"Dengan anggaran yang begitu besar, kualitas pembangunan seharusnya lebih bermutu. Namun kenyataannya, belum satu tahun tembok sudah jebol dan plafon bocor. Termasuk pengecatan gedung bagian belakang belum selesai. Padahal mau ada akreditasi Agustus ini. Tapi kondisi gedung seperti ini," paparnya.
Hal serupa diungkapkan Camat Ciseeng, Eddy Muslihat. Dirinya menyayangkan hasil pengerjaan proyek rehabilitasi yang terkesan dikerjakan asal-asalan, terlebih berdampak pada kerusakan tembok gedung PGRI serta banjir yang membawa material lumpur hingga setinggi mata kaki.
"Lihat saja, besi tidak tersambung. Kalau pondasinya begitu, bagaimana bisa kuat. Ditambah saluran drainase tidak ada, padahal sebelumnya saya sudah ingatkan untuk membuat saluran drainase," ujarnya. (Ozos)
Jebolnya tembok pagar yang diperkirakan sekitar 7 (tujuh) meter tersebut berdampak pada jebolnya tembok gedung PGRI Kecamatan Ciseeng yang ada di sampingnya dan menyebabkan banjir disekitar lokasi.
Kepala UPT Puskesmas Ciseeng, dr Legiani menyayangkan jebolnya pagar tersebut dan mengegaskan kepada pemborong dan konsultan bertanggung harus bertanggungjawab.
"Bangunan ini belum ada setahun, baru sekitar enam bulan. Bahkan, kuncinya belum diserah terimakan oleh pemborongnya, masa sudah jebol lagi," ungkapnya kepada Wira Desa saat ditemui dilokasi, Senin (31/7/17).
Legiani mengatakan, bahwa anggaran rehabilitasi Puskesmas Ciseeng yang ditenggarai oleh pemborong CV Pitaloka saat itu hampir mencapai Rp1,2 miliar.
"Dengan anggaran yang begitu besar, kualitas pembangunan seharusnya lebih bermutu. Namun kenyataannya, belum satu tahun tembok sudah jebol dan plafon bocor. Termasuk pengecatan gedung bagian belakang belum selesai. Padahal mau ada akreditasi Agustus ini. Tapi kondisi gedung seperti ini," paparnya.
Hal serupa diungkapkan Camat Ciseeng, Eddy Muslihat. Dirinya menyayangkan hasil pengerjaan proyek rehabilitasi yang terkesan dikerjakan asal-asalan, terlebih berdampak pada kerusakan tembok gedung PGRI serta banjir yang membawa material lumpur hingga setinggi mata kaki.
"Lihat saja, besi tidak tersambung. Kalau pondasinya begitu, bagaimana bisa kuat. Ditambah saluran drainase tidak ada, padahal sebelumnya saya sudah ingatkan untuk membuat saluran drainase," ujarnya. (Ozos)